Pages

Sosial media

Saturday, June 7, 2014

CERITA ANTARA GURU DAN MURID PADA SAAT UJIAN ( Proses dan Instan Bagian I )

"
G : sesuai peraturan pada saat ujian, dilarang menyotek, memakai alat bantu hp,kertas atau apapun.harus mengerjakan sendiri sesuai kemampuan.

M : wah guru jahat, killer, terllu ketat.dan lain sebagainya.

G : iya g pa2 saya dibenci atau kalian g suka sama saya .

M : saya kalo nilainya jelek dimarahin ya pak sama orang tua bahkan guru mata pelajaranya.

mulailah para murid mengerjakan ujian. dalam proses ujian tersebut. beberapa kali guru mengingatkan hayo g boleh nyontek dan saling menyotek. dan pada akhirnya karena masih tetap saling menyotek atau bekerja sama pada akhirnya salah satu murid dipindahkan kedepan, murid tersebut duduk disamping guru, itu dilakukan sebagai pelajaran untuk yang lain agar tidak terjadi hal tersebut. dan itu hanya bertahan beberapa saat saja dan pada akhirnya setelah diumumkan ujian tinggal 30 menit lagi. disinilah mulai lagi ada saling menyotek. pada saat itu pula guru tersebut langsung mengabil LJK anak-anak yang bekerja sama tersebut, bahkan hppun dirampas karena mencari jawaban melalui hp tersebut. muridpun semakin tidak suka dengan guru tersebut, kemudian

G : maafkan saya telah melakukan hal tersebut, saya melakukan ini semua bukan karena saya jahat ataupun menginginkan nilai kalian jelek. tapi saya melakukan ini karena saya sayang, bahkan peduli dengan kalian, dan ingin mengubah mindset kalian bahwa nilai bukanlah yang nomor 1 dalam sebuah pembelajaran atau mencari ilmu melainkan cara untuk mendapatkan nilai tersebutlah yang terpenting apakah melalui proses ataukah dengan cara instan.

M :  iya pak saya minta maaf.

cerita nyata diatas juga mungkin sudah pernah dirasakan oleh para pelaku pendidikan termasuk saya sendiri. dan saya menyadari apa yang mereka lakukan saya pun pernah melakukan hal yang sama. dimana pada saat harus ada tuntutan nilai harus bagus, kalo tidak bagus tidak naik kelas dan bahkan tidak lulus. disitulah mulai ada tekan dan kecemasan yang pada akhirnya kita lupa akan kemampuan kita sendiri.

pada saat kita menyadari kemampuan kita pada saat itulah kita mulai mengetahui apa yang disebut proses, jika kita sudah melalui proses tersebut maka kita akan lebih tau letak ketidak kemampuan kita berada dimana, setelah kita tahu disitulah kita mulai belajar lagi, mulai dipahami lagi, mulai diteliti lagi. Pada akhirnya semua akan bisa kita lalui keingin untuk dapat hasil yang terbaik.

Tapi terkadang ada pula yang sudah  melalui proses tersebut meraka mendapatkan hasil yang tidak sesui dengan apa yang diinginkan atau diharapkan. Dan disinilah letak proses yang sesungguhnya dimana pada saat kita melalui sesuatu dengan cara instan atau cepat disitu kita masih belum mengetahui hasil dan resiko yang kita dapat contohnya  dari percakapan diatas jika anak mengerjakan ujian dengan cara menyotek pada saat hasilnya kurang baik, yang terjadi adalah menyalahkan orang lain tapi jika hasilnya baik resikonya adalah pada saat guru tahu nilainya baik kemudian dikirimlah anak tersebut mengikuti sebuah olympiade pada akhirnya anak itu akan semakin terpuruk dan lemah karena dihadapkan pada sesuatu yang bukan dari hasilnya sendiri, sehingga nilai baiknya tidak ada sama sekali dari cara maupun hasil.

Tapi berbeda halnya dengan anak yang melalui proses, jika hasilnya tidak baik maka dia akan menyadari bahwa itulah kemampuan saya, dan saya harus tetap berusaha walau selangkah demi selangkah. Jika dicontohkan dari percakapan diatas jika anak tersebut malamnya belajar, kemudian pada saat ujian mengerjakan sendiri pada akhirnya jika hasilnya kurang baik atau jika dalam penilain dia mendapatkan nilai terjelekpun yaitu angka 0 (nol), kemudian anak tersebut tahu letak kekuranganya ada dimana disitu anak tersebut akan belajar dan pada saat ada ujian ulang kemudian ada perubahan nilai dari yang tadinya 0 menjdi 10 atau 0,1. Dan disinilah peranan orang tua dan guru terkadang kurang peka bahwa sekecil apapun perubahan itu jika itu menujukan perkembangan yang lebih baik dari sebelumnya kenapa tidak diakui. Dan dilihat dari sisi baikannya ada pada cara anak tersebut melalui proses."

G : sesuai peraturan pada saat ujian, dilarang menyotek, memakai alat bantu hp,kertas atau apapun.harus mengerjakan sendiri sesuai kemampuan.

M : wah guru jahat, killer, terllu ketat.dan lain sebagainya.

G : iya g pa2 saya dibenci atau kalian g suka sama saya .

M : saya kalo nilainya jelek dimarahin ya pak sama orang tua bahkan guru mata pelajaranya.

mulailah para murid mengerjakan ujian. dalam proses ujian tersebut. beberapa kali guru mengingatkan hayo g boleh nyontek dan saling menyotek. dan pada akhirnya karena masih tetap saling menyotek atau bekerja sama pada akhirnya salah satu murid dipindahkan kedepan, murid tersebut duduk disamping guru, itu dilakukan sebagai pelajaran untuk yang lain agar tidak terjadi hal tersebut. dan itu hanya bertahan beberapa saat saja dan pada akhirnya setelah diumumkan ujian tinggal 30 menit lagi. disinilah mulai lagi ada saling menyotek. pada saat itu pula guru tersebut langsung mengabil LJK anak-anak yang bekerja sama tersebut, bahkan hppun dirampas karena mencari jawaban melalui hp tersebut. muridpun semakin tidak suka dengan guru tersebut, kemudian

G : maafkan saya telah melakukan hal tersebut, saya melakukan ini semua bukan karena saya jahat ataupun menginginkan nilai kalian jelek. tapi saya melakukan ini karena saya sayang, bahkan peduli dengan kalian, dan ingin mengubah mindset kalian bahwa nilai bukanlah yang nomor 1 dalam sebuah pembelajaran atau mencari ilmu melainkan cara untuk mendapatkan nilai tersebutlah yang terpenting apakah melalui proses ataukah dengan cara instan.

M :  iya pak saya minta maaf.

cerita nyata diatas juga mungkin sudah pernah dirasakan oleh para pelaku pendidikan termasuk saya sendiri. dan saya menyadari apa yang mereka lakukan saya pun pernah melakukan hal yang sama. dimana pada saat harus ada tuntutan nilai harus bagus, kalo tidak bagus tidak naik kelas dan bahkan tidak lulus. disitulah mulai ada tekan dan kecemasan yang pada akhirnya kita lupa akan kemampuan kita sendiri.

pada saat kita menyadari kemampuan kita pada saat itulah kita mulai mengetahui apa yang disebut proses, jika kita sudah melalui proses tersebut maka kita akan lebih tau letak ketidak kemampuan kita berada dimana, setelah kita tahu disitulah kita mulai belajar lagi, mulai dipahami lagi, mulai diteliti lagi. Pada akhirnya semua akan bisa kita lalui keingin untuk dapat hasil yang terbaik.

Tapi terkadang ada pula yang sudah  melalui proses tersebut meraka mendapatkan hasil yang tidak sesui dengan apa yang diinginkan atau diharapkan. Dan disinilah letak proses yang sesungguhnya dimana pada saat kita melalui sesuatu dengan cara instan atau cepat disitu kita masih belum mengetahui hasil dan resiko yang kita dapat contohnya  dari percakapan diatas jika anak mengerjakan ujian dengan cara menyotek pada saat hasilnya kurang baik, yang terjadi adalah menyalahkan orang lain tapi jika hasilnya baik resikonya adalah pada saat guru tahu nilainya baik kemudian dikirimlah anak tersebut mengikuti sebuah olympiade pada akhirnya anak itu akan semakin terpuruk dan lemah karena dihadapkan pada sesuatu yang bukan dari hasilnya sendiri, sehingga nilai baiknya tidak ada sama sekali dari cara maupun hasil.

Tapi berbeda halnya dengan anak yang melalui proses, jika hasilnya tidak baik maka dia akan menyadari bahwa itulah kemampuan saya, dan saya harus tetap berusaha walau selangkah demi selangkah. Jika dicontohkan dari percakapan diatas jika anak tersebut malamnya belajar, kemudian pada saat ujian mengerjakan sendiri pada akhirnya jika hasilnya kurang baik atau jika dalam penilain dia mendapatkan nilai terjelekpun yaitu angka 0 (nol), kemudian anak tersebut tahu letak kekuranganya ada dimana disitu anak tersebut akan belajar dan pada saat ada ujian ulang kemudian ada perubahan nilai dari yang tadinya 0 menjdi 10 atau 0,1. Dan disinilah peranan orang tua dan guru terkadang kurang peka bahwa sekecil apapun perubahan itu jika itu menujukan perkembangan yang lebih baik dari sebelumnya kenapa tidak diakui. Dan dilihat dari sisi baikannya ada pada cara anak tersebut melalui proses.

0 comments:

Post a Comment